Yola Wira Baifika

Hi! now you're at my blog... enjoy stay here :)

Friday, May 10, 2013

Aplikasi FTP (File Transfer Protocol) Client Open Source di Windows


Apa itu FTP ? FTP adalah seperti yang dikutip dari Wikipedia yaitu sebuah protokol Internet yang berjalan di dalam lapisan aplikasi yang merupakan standar untuk pentransferan berkas (file) komputer antar mesin-mesin dalam sebuah internetwork. FTP merupakan salah satu protokol Internet yang paling awal dikembangkan, dan masih digunakan hingga saat ini untuk melakukan pengunduhan(download) dan penggugahan(upload) berkas-berkas komputer antara klien FTP dan server FTP.



Sebuah Klien FTP merupakan aplikasi yang dapat mengeluarkan perintah-perintah FTP ke sebuah server FTP, sementara server FTP adalah sebuah Windows Service atau daemon yang berjalan di atas sebuah komputer yang merespons perintah-perintah dari sebuah klien FTP.




Di atas adalah sedikit penjelasan tentang FTP, bagi anda yang bergelut dengan dunia pemrograman komputer, terlebih pemrograman web, pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah FTP. Sekarang mari kita bahas tentang aplikasi-aplikasi ftp client free dan open source yang dapat di jalankan di sistem operasi windows. Aplikasi-aplikasi di bawah ini adalah aplikasi yang sering di gunakan.


1. FileZilla



Aplikasi ini tersedia untuk Windows, Linux, *BSD, Mac OS X. Aplikasi ini support untuk FTP, FTP over SSL/TLS (FTPS) dan SSH File Transfer Protocol (SFTP). Untuk lebih lengkapnya anda bisa mengunjungi homepagenya FileZilla





        2. WinSCP




Aplikasi ini hanya tersedia untuk sistem operasi Windows. Aplikasi ini support untuk FTP, FTP over SSL/TLS (FTPS) dan SSH File Transfer Protocol (SFTP), aplikasi ini juga mengintegrasikan teks editor. Untuk lebih lengkapnya anda bisa mengunjungi homepagenya WinSCP



Tuesday, April 23, 2013

Memilih Jenis-Jenis Distro Linux


Linux adalah sebuah kernel, ada banyak kontroversi ataupun kesalahpahaman dalam penyebutan linux sebagai sebuah sistem operasi. Tapi kita tidak usah bingung memikirkan penyebutan tersebut,karena saat ini kita akan membahas mengenai distro linux. Distro Linux (singkatan dari distribusi Linux) adalah sebutan untuk sistem operasi komputer dan aplikasinya, merupakan keluarga Unix yang menggunakan kernel Linux. Distribusi Linux bisa berupa perangkat lunak bebas dan bisa juga berupa perangkat lunak komersial seperti Red Hat Enterprise, SuSE, dan lain-lain. Contoh distro linux yang popular saat ini seperti ubuntu, debian, linuxmint, fedora, dan lain-lain.

Sebelum anda mulai beralih ke linux, khususnya untuk pemula yang ingin mendapatkan pengalaman menggunakan OS lain selain windows, ada beberapa hal yang dapat anda jadikan pertimbangan dalam memilih sebuah distro

1. Ketahui kebutuhan dan tujuan anda

2. Patrikan pada diri anda bahwa anda benar-benar ingin beralih dari windows, bisa dengan meyakinkan diri anda terlebih dahulu klo software bajakan itu haram :D

3. Performa dari computer anda, mengingat ada beberapa distro yang juga memakan resource yang lumayan tinggi

4. Gunakanlah distro yang sudah digunakan teman dekat anda yang dapat dihubungi lebih cepat, dengan pertimbangan kecepatan memperoleh bantuan

5. Tingkat usaha anda dalam mempelajari sesuatu, karena jika anda memilih linux, maka anda tidak hanya sekedar asal-asalan.

Berikut akan saya berikan beberapa distro dan karakteristik penggunanya.

1. Ubuntu, Linux Mint, Sabily

Jika anda adalah seorang pemula yang baru ingin mencoba linux, dan tidak pernah mencoba linux sebelumnya, maka distro ini cocok untuk anda. Salah satu distro dengan pengguna dan dukungan terbanyak adalah Ubuntu. Ubuntu merupakan salah satu distro dengan pengguna terbanyak, sehingga jika anda mengalami kendala dalam suatu hal maka anda tinggal mencari pertolongan di forum-forum yang ada di internet yang membahas tentang ubuntu. Dan ubuntu digunakan baik oleh user pemula sampai pada advance, anda tidak perlu takut diserang dengan perkataan RTFM atau “gugling aja oi!”, karena variasi tingkatan user tersebut akan dengan senang hati membantu anda.

Ubuntu memberikan paket minim untuk awal instalasinya, biasanya hanya berupa IM, browser, Open Office, dan music player yang sayangnya belum memiliki codec. Untuk itu sebagai pengguna ubuntu ada baiknya anda memiliki koneksi internet yang mumpuni, karena kebanyakan instalasi software update dan lain-lain membutuhkan koneksi internet. Namun jika anda tidak memiliki koneksi internet 24 jam, anda dapat menggunakan linux mint. Disini anda akan memperoleh sebuah versi ubuntu dengan aplikasi dasar yang lebih lengkap. Dan dengan tampilan yang bagus tanpa harus anda otak-atik lagi.

2. Fedora, Mandriva, Open suse

Untuk distro-distro ini saya golongkan untuk pengguna linux dengan tingkat kesulitan menengah. Karena anda yang pemula akan mendapat banyak masalah jika pengalaman pertama anda menggunakan linux menggunakan distro-distro ini. Dan tidak jarang ada yang kapok menggunakan linux karena menggunakan distro ini untuk pertama kalinya. Namun jika anda sudah mengetahui dasar-dasar dan memiliki pengalaman menggunakan linux distro ini mungkin bias cocok dengan criteria pemakaian anda.

Salah satu hal yang menurut saya menganggu dalam menggunakan distro ini adalah saat kita ingin bertanya di forum-forum. Karena kebanyakan pengguna distro ini adalah user tingkat menengah ke atas, sehingga kebanyakan mereka yang saya temukan malas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menurut mereka terlalu basic dan sudah banyak infonya. Dan serangan “RTFM” sangat sering diderita oleh user nubi yang mencoba distro ini.

3. Slackware, debian, CentOS, dan distro yang masih berbasis text

Jika anda pemula dan memilih distro di atas, saya sangat yakin kebanyakan dari anda akan kapok menggunakan linux. Karena memang anda harus paham lebih dari sekedar dasar dari dunia perlinuxan untuk nyaman menggunakannya. Tingkat kesulitan dari distro ini adalah tingkat atas. Distro yang pernah saya coba untuk tingkat ini adalah distro slackware dan archlinux. Dan setelah mencoba distro tersebut, saya sangat tidak menyarankan untuk menggunakan distro ini jika anda baru pertama kali menggunakan linux.




Saturday, April 6, 2013

Penggunaan dan Penerapan Linux dalam Kehidupan



Sebagian besar distribusi Linux didisain untuk penggunaan umum di komputer meja dan peladen, tetapi terdapat distribusi yang dikhususkan untuk tujuan dan lingkungan yang berbeda yang tergantung kepada dukungan arsitektur komputer, sistem benam, stabilitas, keamanan, lokalisasi ke wilayah atau bahasa tertentu, kelompok pengguna tertentu, dukungan aplikasi waktu nyata, atau lingkungan desktop tertentu. Beberapa distribusi bahkan mengikutkan hanya perangkat lunak bebas. Sekarang ini ada sekitar tiga ratus distribusi yang secara aktif dikembangkan, dengan sekitar selusin distribusi yang menjadi terpopuler untuk penggunaan secara umum.

Linux adalah sistem operasi yang di-porting secara luas. Kernel Linux awalnya didisain hanya untuk mikroprosesor Intel 80386, sekarang kernel Linux telah jalan di beragam arsitektur komputer antara lain di perangkat hand-held iPAQ berbasis ARM, komputer mainframe IBM System z9, dari peralatan berupa telepon bergerak hingga superkomputer. Terdapat distribusi yang dikhususkan untuk sejumlah kecil arsitektur. Fork kernel ELKS dapat dijalankan di mikroprosesor 16-bit Intel 8086 atau Intel 80286, sementara fork kernel µClinux dapat dijalankan di atas sistem yang tidak memiliki sebuah unit manajemen memori.

Walaupun masih terdapat kekurangan dalam hal porting Linux untuk beberapa perangkat lunak Mac OS X dan Microsoft Windows untuk domain seperti desktop publishing dan audio profesional, aplikasi yang secara kasar sama dengan aplikasi-aplikasi untuk Mac dan Windows tersebut tersedia di Linux.

Kebanyakan distribusi Linux menyediakan sebuah program untuk melihat daftar ribuan perangkat lunak bebas yang telah diuji dan dikonfigurasi untuk sebuah distribusi yang spesifik. Program-program bebas ini dapat diunduh dan diinstal dengan satu klik tetikus dan sebuah tanda tangan digital menjamin bahwa tidak ada seorangpun yang menambahkan virus atau spyware ke program-program tersebut.

Banyak perangkat lunak bebas yang populer di Windows seperti Pidgin, Mozilla Firefox, OpenOffice.org dan GIMP. Jumlah perangkat lunak berbayar di Linux juga semakin bertambah seperti Adobe Flash Player, Acrobat Reader, Matlab, Nero Burning ROM, Opera, RealPlayer, dan Skype. Dalam animasi dan efek visual, terdapat juga perangkat lunak di Linux seperti halnya Windows seperti AutoDesk Maya, Softimage XSI dan Apple Shake. CrossOver merupakan perangkat lunak berbayar berbasis proyek sumber terbuka Wine yang dapat menjalankan versi lama dari Microsoft Office dan Adobe Photoshop. Microsoft Office 2007 dan Adobe Photoshop CS3 diketahui dapat dijalankan.




Saturday, March 30, 2013

Windows Store Menyediakan Aplikasi Open Source

IDGEEKS.NET, Windows – Sudah bukan meruapakan hal yang baru lagi ketika Windows segera merilis Windows Store beserta produk terbarunya yakni Windows 8, yang menjadi hal baru disini adalah benarkah Windows Store menyediakan aplikasi Open Source, ini berarti konsepnya hampir sama dengan Android dan iOS dalam menyediakan apps store.


Berikut press release :
“Apps that are released under an Open Source Initiative-recognised open source licence can, at least in the pre-release version of the Windows Store, be distributed according to terms that contradict Microsoft’s Standard Application License Terms if this is required by the open source licence. Among other things, the Standard Application License Terms prohibit the sharing of applications.”
Aplikasi yang ada di Windows Store bisa di download secara gratis dan ada aplikasi yang berbayar, konsep ini tentu berbeda dengan Apple yang memberikan aturan terhadap aplikasi yang di download, selanjutnya konsep ini jutru hampir sama dengan Android yang memberikan kebebasan pengguna untuk melakukan donwload terhadap aplikasi yang gratis.
Seperti yang ada pada gambar tersebut, gambar diatas masih rumor, belum pasti gambar diatas merupakan interface dari Windows Store.
IDGEEKS TALK :
Menurut berita yang sudah kami dapatkan, Open Source yang dilakukan oleh Microsoft pada Windows Store ini masih belum nyata, kami rasa masih banyak yang akan dirubah oleh pihak Micrsofot sendiri, mereka pasti mempunyai strategi marketing sendiri untuk bagaimana memberikan kenyamanan dan kemudahan terhadap pengguna dan tentunya developer.


Thursday, March 14, 2013

Macam-Macam Sistem Operasi Jaringan Berbasis Text dan Gui





Sistem operasi (SO) dan dalam bahasa ingris di sebut (operating system) (OS) adalah seperangkat program yang mengelola sumber daya perangkat keras komputer, dan menyediakan layanan umum untuk aplikasi perangkat lunak. Sistem operasi adalah jenis yang paling penting dari perangkat lunak sistem dalam sistem komputer. Tanpa sistem operasi, pengguna tidak dapat menjalankan program aplikasi pada komputer mereka, kecuali program aplikasi booting.

Berikut ini adalah info tentang Macam-Macam System operasi berbasis text dan gui:
  • Sistem Operasi Jaringan Berbasis GUI
           Adalah Sistem operasi yang dalam proses Instalasinya, user tidak perlu menghafal perintah DOS atau bahasa pemograman yang digunakannya, dengan catatan menggunakan perintah perintah yang berupa gambar atau simbol .

==> Berikut beberapa contoh Sistem Operasi jaringan berbasis GUI
  • Linux Redhat
  • Windows NT 3.51
  • Windows 2000 (NT 5.0) 
  • Windows Server 2003
  • Windows XP
  • Microsoft MS-NET
  • Microsoft LAN Manager
  • Novell NetWare,dll

  •      Sistem Operasi Jaringan Berbasis Text
         Adalah sistem operasi yang proses instalasinya, user diharapkan untuk menghafal sintax – sintax atau perintah DOS yang digunakan untuk menjalankan suatu proses instalasi Sistem Operasi Jaringan tersebut,

==> Berikut beberapa contoh Sistem Operasi jaringan berbasis text
  •   Linux Debian
  •   Linux Suse
  •   Sun Solaris
  •   Linux Mandrake
  •   Knoppix
  •   MacOS
  •   UNIX
  •   Windows NT
  •   Windows 2000 Server  Windows 2003 Server,dll

Saturday, March 2, 2013

Open Source vs. Free Software



Perbedaan antara Open Source dan Free Software

Open source software dan free software adalah dua gerakan yang bermunculan untuk melawan tren yang semakin maju dari pemilik software komersial. Dari nama ‘open source’, kita sudah dapat menyimpulkan bahwa kode sumber software tersedia secara gratis bagi masyarakat untuk dapat dilihat dan dipelajari. Sebenarnya, skala dari open source software memilki ketentuan lebih dari sekedar memiliki kode sumber yang terlihat. Ada banyak definisi dari free software, yang paling umum adalah ‘freeware’, atau software  yang tidak perlu membayar untuk menggunakannya. Namun, gerakan free software menetapkan bahwa kebebasan dalam free software jauh melebihi biaya dari software. Pada dasarnya, pengguna dapat melakukan apapun untuk free software, asalkan software yang dihasilkan juga gratis.

Free software adalah kode berbagi metode dibandingkan dengan open source, yang memungkinkan pembuat kode untuk menentukan kondisi tertentu, untuk memungkinkan penggunaan hukum dan distribusi software. Kode dari open source software dapat menentukan apakah pengguna diperbolehkan untuk mendistribusikan kode dimodifikasi atau tidak. Hal ini tidak mungkin dengan free software, karena khusus menunjukkan bahwa kode dimodifikasi berasal dari free software, juga harus dirilis sebagai free software.

Aspek lain pendukung free software yang menunjukkan pada perangkat lunak open source, adalah praktek dari beberapa perusahaan untuk memasarkan software mereka sebagai open source, tetapi mayoritasnya memiliki fungsi sebagai pemilik software yang dijual tidak gratis. Jadi, meskipun software utama dilisensikan sebagai open source software, membayar untuk mendapatkan fungsionalitas penuh juga diperlukan. Free software tidak diperkenankan untuk bekerja dengan pemilik software, sehingga menghilangkan kemungkinan istilah free software yang digunakan dalam cara yang berbeda.

Meskipun ada faksi utama dalam mempertahankan free software dan open source software, keduanya masih bersatu melawan musuh bersama, pemilik software.Spesifik dari masing-masing mungkin berbeda drastis, tetapi tujuan untuk memberikan gratis dan eksistensi software adalah tetap sama untuk keduanya.

Kesimpulan:

Free software adalah open source software, tetapi open source software belum tentu free software.

Open source memungkinkan kontrol lebih besar atas program kodenya dibandingkan free software.

Open source software dapat bekerja dengan pemilik software lainnya, sedangkan free software tidak memungkinkan hal yang sama.


Friday, February 22, 2013

Pentingnya Tata Kelola Risiko Penggunaan Open Source




Jika anda pernah menjadi seorang developer, atau pernah mengelola organisasi ataupun proyek pengembangan sistem yang bersifat custom, mungkin anda akan familiar dengan situs-situs seperti sourceforge atau maven. Situs-situs tersebut merupakan situs komunitas open source yang menyediakan berbagai program, komponen dan tools dalam beragam jenis, fungsi dan kelas yang terbuka untuk digunakan dan dikembangkan lebih lanjut.
Menurut sebuah survey yang dilakukan oleh Accenture, hampir 80% perusahaan besar mengatakan bahwa mereka telah menggunakan teknologi open-source dan penggunaannya ini katanya akan semakin meluas di masa yang akan datang. Adapun Gartner memperkirakan bahwa pada 2013 kini, teknologi open-source ini akan digunakan dalam 85% dari seluruh solusi perangkat lunak komersial modern.
Meledaknya pengadopsian teknologi open-source ini disebabkan karena memang banyak manfaatnya. Selain biayanya relatif rendah, kualitas produknya juga banyak yang bagus, memungkinkan inovasi-inovasi terus menerus, mempercepat proses pengembangan perangkat lunak, serta beragam manfaat lainnya.




Namun demikian –betapapun—selain banyak manfaatnya, penggunaan teknologi open-source juga mengandung risiko baik bisnis maupun teknis yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Coba kita bayangkan, setiap saat berbagai organisasi mengunduh puluhan ribu komponen open-source. Bayangkan jika kemudian komponen-komponen tersebut tidak dimonitor dan dikontrol penggunaannya. Kondisi ini dikonfirmasi oleh survey yang dilakukan oleh Sonatype . Sejumlah 87 persen dari responden survey yang melibatkan 1600 software developer, team leader, dan system architect ini mengatakan bahwa mereka menggunakan komponen-komponen open source dalam pengembangan aplikasi-aplikasinya tanpa menerapkan tata kelola yang memadai.

Risiko apa yang dapat ditimbulkan oleh kondisi seperti ini. Kondisi tata kelola open source yang minim seperti itu setidaknya akan menimbulkan risiko kualitas dan integritas aplikasi, risiko keamanan, dan juga risiko legal [Gold, 2012].
Bagaimana ia dapat berpengaruh pada kualitas dan integritas aplikasi? Fakta menunjukkan bahwa komponen-komponen open source ini terus dimodifikasi dan dikembangkan. Hal ini disamping berdampak positif terhadap kualitas komponen tersebut juga berisiko pada pengendalian versi (version control) dari komponen maupun aplikasi yang menggunakannya. Menurut statistik maven, setiap komponen rata-rata diupdate empat kali dalam setahun. Ketika sebuah aplikasi semakin kompleks, maka tingkat kesulitan untuk mengelola komponen-komponen yang digunakan pun akan semakin kompleks pula. Nah dengan ratusan ribu komponen yang tersedia bebas di jagad maya jelas membuat kesulitan yang luar biasa bagi organisasi untuk mengikutinya. Sehingga bisa saja versi-versi yang berbeda-beda dari komponen yang sama digunakan di dalam sebuah organisasi. Hal ini bisa menyebabkan kekacauan yang berdampak pada kualitas dan integritas dari aplikasi-aplikasi yang digunakan.

Tata kelola open source yang tidak baik juga menimbulkan kerawanan pada keamanan informasi organisasi. Komponen-komponen open source yang tersedia bebas di Internet itu tentu tidak semuanya aman. Banyak komponen-komponen yang memiliki kerawanan keamanan yang signifikan, tapi tidak diketahui oleh para calon penggunanya. Bahkan walaupun peringatan security telah dipublikasikan, tetap saja kurang dipedulikan karena tidak adanya standard tata kelola yang diterapkan di organisasi. Ini adalah fakta yang berulangkali terbukti. Misalnya pada Januari 2010, US-CERT dan NIST, dua lembaga yang berkaitan dengan security dan standard teknologi di Amerika, menyampaikan peringatan melalui National Vulnerability Database bahwa Jetty, sebuah open-source servlet container, memiliki cacat security yang kritikal yang dapat memungkinkan masuknya serangan terhadap antara lain kerahasiaan informasi organisasi. Tapi walaupun ada peringatan tersebut, pada Desember 2010, hampir setahun setelahnya, terdapat sekitar 11 ribu organisasi mengunduh versi rawan dari Jetty ini dari maven dalam sebulan.

Faktor risiko penting lainnya adalah yang terkait dengan permasalahan lisensi. Terdapat beberapa tipe lisensi open source, masing-masing dengan terms dan kondisi yang berbeda-beda. Beberapa tipe lisensi tidak kompatibel satu dengan lainnya dan tidak dapat dikombinasikan dalam sebuah aplikasi baru. Salah satu pertimbangan penting dalam memilih sebuah lisensi adalah apakah skema lisensi dari komponen itu memberikan batasan-batasan pada aplikasi yang dihasilkan nanti. Skema lisensi copyleft seperti GNU General Public License (GPL) dan turunan-turunannya, mungkin adalah yang paling problematis untuk entitas komersial. Tipe lisensi ini memungkinkan siapapun untuk menggunakan komponen berlisensi tersebut pada proyek-proyeknya, tapi, pada gilirannya nanti aplikasi yang dihasilkan nanti juga akan memiliki hak yang sama, termasuk membuat aplikasi turunan dan source codenya mesti tersedia secara gratis pula. Dengan kata lain, copyleft adalah sebuah metode umum untuk membuat sebuah program menjadi gratis dan menuntut semua versi modifikasi dan pengembangannya menjadi gratis pula.

Mengabaikan atau melupakan kewajiban perlisensian ini dapat berimplikasi pada masalah hukum. Oleh karena itu para developer mesti diberi pedoman yang jelas untuk memastikan bahwa mereka hanya menggunakan komponen-komponen yang memiliki sistem lisensi dengan risiko yang dapat diterima oleh organisasi.

Faktor-faktor risiko open source diatas semakin menguatkan mengenai pentingnya tata kelola yang baik dalam pemanfaatan teknologi open source dalam pengembangan sistem. Jika tidak, maka ia akan menjadi bom waktu yang setiap saat dapat meledak dengan dampak kerusakan yang mengerikan. Kerusakan yang tidak hanya berdampak pada IT saja, tapi juga dampak bisnis yang lebih luas. 

Sumber: http://www.manajemen-ti.com/manajemen-risiko/280-pentingnya-tata-kelola-risiko-penggunaan-open-source.html

Mengapa dan Bagaimana Open Source di Dunia Pendidikan